Secara umum masalah perut buncit pada anak ini tidaklah terlalu besar akibatnya, dan merupakan sesuatu yang cukup wajar. dengan catatan buncit yang dialami sang anak tidaklah berlebihan.
Walaupun perut buncit pada anak bukanlah masalah besar, tetapi tetap saja sang anak merasakan ketidaknyamanan dengan kondisi perutnya yang buncit.
Penyebab yang umum dari perut buncit pada anak yaitu karena gas yang berada di rongga perut.
Pada dasarnya anak-anak lebih rentan terkena perut buncit, tetapi orang dewasa juga bisa mengalami perut buncit.
Penyebab perut buncit pada bayi
Umumnya, perut bayi sampai ia berusia 4 - 5 bulan tampak buncit, hal itu karena otot perut bayi hingga anak balita masih belum kuat. Seringnya, perut balita / bayi tampak lebih buncit setelah makan atau minum.
Selama bulan-bulan pertama, bayi bernapas menggunakan otot perut. Di masa ini terjadi tekanan yang tinggi di dalam rongga perutnya, disebabkan organ-organ dalam tubuh bayi tengah berkembang, apalagi ruang tempat tumbuhnya masih dalam kondisi terbatas.
Ditambah lagi, kulit, lemak dan dinding otot perut sang bayi masih tipis dan lemah, yang membuatnya belum bisa menahan dorongan organ-organ di dalam rongga perut.
Sehinngga, hal tersebut menyebabkan perut bayi tampak buncit, dimana ukuran perut kelihatan lebih besar dan melebar ketimbang dadanya.
Seiring pertambahan usianya, akan terjadi keseimbangan antara perut dan dada. Otot perut menjadi semakin kokoh terbentuk, yang semakin mampu menahan daya dorong organ-organ dalam rongga perut.
Kemudian volume di ruang perut semakin berkembang (luas) yang diiringi pertumbuhan kulit dan lemak yang juga kian menebal. Saat seperti ini maka bayi tidak lagi bernapas menggunakan otot perut, tetapi dengan otot dadanya. Sehingga perut si kecil tak lagi terlihat buncit.
Jika sang anak terlihat sehat ceria, sertat tidak ada keluhan, maka keadaan tersebut masih normal. Dengan bertambahnya usia anak, dengan meningkatnya kegiatan fisik anak, maka otot perutnya akan semakin kuat.
Alhasil, perut anak tidak lagi tampak membuncit di usia sekolah dasar, kecuali anak yang mengalami obesitas.
Perut buncit bayi yang tidak normal
Kondisi perut buncit yang tidak normal karena terjadnya pembesaran organ tubuh di dalam perut, seperti pembesaran organ ginjal, hati, limpa, feses yang mengeras hingga masalah tumor di perut.
Untuk membedakannya, bisa dilihat dari bentuk perut buncit serta gejala-gejala yang terlihat.
Jika organ hati mengalami pembesaran, mnyebabkan kulit bayi tampak cendrung kuning, serta perut bagian kanan terasa keras.
Jika yang terjadi adalah masalah darah, seperti talasemia, maka perut buncit disertai dengan organ limpa yang terlalu besar. Hal ini biasanya membuat bayi tampak lemah dan pucat. Ketika perut bagian kiri diraba akan terasa keras.
Itulah gejalanya, jika ditemui maka segera konsultasikan ke dokter karena ini masalah serius.
Beberapa hal yang dilakukan dokter, seperti melakukan perabaan pada perut bayi, untuk mengetahui penyebab khusus dari perut bati tampak buncit.
Selain itu, mungkin dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu pemeriksaan darah, USG perut, hingga CT scan.
Penyebab perut buncit pada anak (secara umum)
1. Hipersensitif saluran cerna
Penyebab paling sering perut buncit pada anak dan juga bayi karena hipersensitif saluran cerna. Yaitu merupakan suatu kondisi perut buncit disertai tanda dan gejala hipersesnitif saluran cerna.
Hipersensitif berupa rasa mual, muntah, dan sulit buang air besar, yang seringkali disertai kondisi perut buncit.
Sekiar 1 dari 3 manusia sehat mengalami hipersensitif saluran cerna. Masalah ini dapat lebih rentan lagi mengenai anak usia balita hingga 40%.
Gangguan hipersensitif saluran cerna umumnya dianggap normal, juga sering diistilahkan oleh para dokter seperti dianggap gastrooesephageal refluks, dispepsia, stomach discomfort, kekurangan enzim, lambung kecil, katub lambung belum sempurna, penyerapan tidak bagus, alergi susu sapi dan anggapan lainnya.
Gangguan hipersensitif saluran cerna sering didiagnosis berlebihan, seperti dianggap sebagai masalah alergi susu sapi, amuba, disentri, penyakit Hisrchprung, usus buntu dll.
Hipersensitif saluran cerna ini umumnya hanya merupakan gangguan fungsional, yang selama ini dianggap normal.
Akan tetapi, gangguan ini sering disertai berbagai gangguan organ tubuh lainnya, yang memberikan dampak buruk yang mengganggu anak, yang bisa menimbulkan gangguan pertumbuhan berat badan, gangguan perilaku dan gangguan perkembangan lainnya pada anak.
2. Buang air besar tidak teratur
Perut buncit pada anak juga disebabkan karena buang air besar yang tidak teratur, maksudnya menunda-nunda buang air besar, padahal saat itu sang anak harus membuang air besar.
Akibat lainnya dari menunda BAB yaitu membuat anak rentan sakit perut dan rasa sesak.
Walaupun perut buncit pada anak bukanlah masalah besar, tetapi tetap saja sang anak merasakan ketidaknyamanan dengan kondisi perutnya yang buncit.
Penyebab yang umum dari perut buncit pada anak yaitu karena gas yang berada di rongga perut.
Pada dasarnya anak-anak lebih rentan terkena perut buncit, tetapi orang dewasa juga bisa mengalami perut buncit.
Penyebab perut buncit pada bayi
Umumnya, perut bayi sampai ia berusia 4 - 5 bulan tampak buncit, hal itu karena otot perut bayi hingga anak balita masih belum kuat. Seringnya, perut balita / bayi tampak lebih buncit setelah makan atau minum.
Selama bulan-bulan pertama, bayi bernapas menggunakan otot perut. Di masa ini terjadi tekanan yang tinggi di dalam rongga perutnya, disebabkan organ-organ dalam tubuh bayi tengah berkembang, apalagi ruang tempat tumbuhnya masih dalam kondisi terbatas.
Ditambah lagi, kulit, lemak dan dinding otot perut sang bayi masih tipis dan lemah, yang membuatnya belum bisa menahan dorongan organ-organ di dalam rongga perut.
Sehinngga, hal tersebut menyebabkan perut bayi tampak buncit, dimana ukuran perut kelihatan lebih besar dan melebar ketimbang dadanya.
Seiring pertambahan usianya, akan terjadi keseimbangan antara perut dan dada. Otot perut menjadi semakin kokoh terbentuk, yang semakin mampu menahan daya dorong organ-organ dalam rongga perut.
Kemudian volume di ruang perut semakin berkembang (luas) yang diiringi pertumbuhan kulit dan lemak yang juga kian menebal. Saat seperti ini maka bayi tidak lagi bernapas menggunakan otot perut, tetapi dengan otot dadanya. Sehingga perut si kecil tak lagi terlihat buncit.
Jika sang anak terlihat sehat ceria, sertat tidak ada keluhan, maka keadaan tersebut masih normal. Dengan bertambahnya usia anak, dengan meningkatnya kegiatan fisik anak, maka otot perutnya akan semakin kuat.
Alhasil, perut anak tidak lagi tampak membuncit di usia sekolah dasar, kecuali anak yang mengalami obesitas.
Perut buncit pada anak umur 1,2,3 tahun umumnya hal yang mormal, dengan seiring penyempurnaan otot-otot perut dan pertambahan tinggi badannya, biasanya tampak di atas usia 4 tahun, perut anak akan semakin proporsional dengan anggota tubuh yang lainnya, perut anak tidak lagi tampak membuncit.
Perut buncit bayi yang tidak normal
Kondisi perut buncit yang tidak normal karena terjadnya pembesaran organ tubuh di dalam perut, seperti pembesaran organ ginjal, hati, limpa, feses yang mengeras hingga masalah tumor di perut.
Untuk membedakannya, bisa dilihat dari bentuk perut buncit serta gejala-gejala yang terlihat.
Jika organ hati mengalami pembesaran, mnyebabkan kulit bayi tampak cendrung kuning, serta perut bagian kanan terasa keras.
Jika yang terjadi adalah masalah darah, seperti talasemia, maka perut buncit disertai dengan organ limpa yang terlalu besar. Hal ini biasanya membuat bayi tampak lemah dan pucat. Ketika perut bagian kiri diraba akan terasa keras.
Itulah gejalanya, jika ditemui maka segera konsultasikan ke dokter karena ini masalah serius.
Beberapa hal yang dilakukan dokter, seperti melakukan perabaan pada perut bayi, untuk mengetahui penyebab khusus dari perut bati tampak buncit.
Selain itu, mungkin dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu pemeriksaan darah, USG perut, hingga CT scan.
Tanda perut kembung pada Bayi
Jika sang bayi mulai rewel dan menangis tanpa alasan yang jelas, maka coba periksa bagian perutnya.
Jika perut bayi terasa agak keras, juga beberapa kali buang angin, maka ini menjadi pertanda perut bayi mengalami kembung.
Selain rewel dan menangis, perhatikan gerakan bayi. Apabila sang Bayi sering menggeliat dan melengkungkan punggungnya ke belakang, dan mengangkat kedua kakinya, maka ini menjadi tanda-tanda bahwa Bayi merasakan kembung.
Jika sang bayi mulai rewel dan menangis tanpa alasan yang jelas, maka coba periksa bagian perutnya.
Jika perut bayi terasa agak keras, juga beberapa kali buang angin, maka ini menjadi pertanda perut bayi mengalami kembung.
Selain rewel dan menangis, perhatikan gerakan bayi. Apabila sang Bayi sering menggeliat dan melengkungkan punggungnya ke belakang, dan mengangkat kedua kakinya, maka ini menjadi tanda-tanda bahwa Bayi merasakan kembung.
loading...
Penyebab perut buncit pada anak (secara umum)
1. Hipersensitif saluran cerna
Penyebab paling sering perut buncit pada anak dan juga bayi karena hipersensitif saluran cerna. Yaitu merupakan suatu kondisi perut buncit disertai tanda dan gejala hipersesnitif saluran cerna.
Hipersensitif berupa rasa mual, muntah, dan sulit buang air besar, yang seringkali disertai kondisi perut buncit.
Sekiar 1 dari 3 manusia sehat mengalami hipersensitif saluran cerna. Masalah ini dapat lebih rentan lagi mengenai anak usia balita hingga 40%.
Gangguan hipersensitif saluran cerna umumnya dianggap normal, juga sering diistilahkan oleh para dokter seperti dianggap gastrooesephageal refluks, dispepsia, stomach discomfort, kekurangan enzim, lambung kecil, katub lambung belum sempurna, penyerapan tidak bagus, alergi susu sapi dan anggapan lainnya.
Gangguan hipersensitif saluran cerna sering didiagnosis berlebihan, seperti dianggap sebagai masalah alergi susu sapi, amuba, disentri, penyakit Hisrchprung, usus buntu dll.
Hipersensitif saluran cerna ini umumnya hanya merupakan gangguan fungsional, yang selama ini dianggap normal.
Akan tetapi, gangguan ini sering disertai berbagai gangguan organ tubuh lainnya, yang memberikan dampak buruk yang mengganggu anak, yang bisa menimbulkan gangguan pertumbuhan berat badan, gangguan perilaku dan gangguan perkembangan lainnya pada anak.
2. Buang air besar tidak teratur
Perut buncit pada anak juga disebabkan karena buang air besar yang tidak teratur, maksudnya menunda-nunda buang air besar, padahal saat itu sang anak harus membuang air besar.
Akibat lainnya dari menunda BAB yaitu membuat anak rentan sakit perut dan rasa sesak.
3. Intoleransi laktosa
Anak yang alergi pada produk susu maka rentan untuk terkena Intoleransi. Walaupun susu, keju dan yogurt sangatlah baik untuk kesehatan sang anak,..
...karena di dalamnya memiliki kandungan berupa kalsium yang tinggi.
Akan tetapi untuk anak-anak yang mengalami intoleransi laktosa, maka sistem tubuh anak tidak dapat untuk menghasilkan enzim laktase, yaitu enzim yang dapat mencerna gula di dalam susu.
4. Akibat parasit usus
Parasit usus atau istilah kedokterannya disebut dengan istilah Giardia, sangat berbahaya karena menyerang sistem pencernaan anak.
Sehingga tubuh mereka tidak maksimal untuk menyerap zat lemak dari makanan. Penyakit ini sangat rentan terkena pada balita dan anak-anak.
Penyakit ini bisa menular dari satu anak ke anak lain melalui kontak, media penularan yaitu melalui air, dan akan dapat masuk ke dalam tubuh mereka karena meminum air yang telah terkontaminasi.
Parasit usus ini dapat menyebabkan gejala seperti diare berair, kram pada perut, mual dan perut kembung.
5. Apendisitis
Hal terburuk dari perut buncit disebabkan dari terjadinya usus buntu.
Distensi abdomen yang disertai dengan sakit perut pada bagian bawah daerah perut bagian kanan. Hal ini juga bisa mengakibatkan terjadinya demam dan mual.
Untuk orang tua harus aktif dalam memperhatikan kondisinya, apabila Anda menduga bahwa gejala ini sangat mirip dengan radang usus buntu, maka segera periksa kepada dokter yang ahli dalam hal ini. Karena hal ini sangat berbahaya.
6. Cara makan yang salah
Apa itu cara makan yang salah? Contoh dari salah satu cara makan yang salah pada anak yaitu anak yang terburu-buru untuk segera menghabiskan makanannya.
Cara makan yang salah lainnya yaitu makan terlalu banyak pada satu waktu, ini sangat rentan mengakibatkan hal fatal yaitu memperberat kerja pencernaan.
Cara makan yang buruk termasuk juga makan sambil berbicara, sehingga membuat sang anak akan menelan banyak udara ke dalam perut, yang ini menjadi pemicu terbesar dari perut kembung.
7. Banyak menelan udara
Hal ini sering terjadi pada bayi, yang ibunya baru memiliki momongan, karena sang ibu belum mengetahui dengan benar cara menyusui bayinya, menyebabkan banyak udara yang malah tertelan bayi ketika mnyusu.
8. Terlalu banyak makan dan minum susu.
Memang makan dan minum susu itu penting, tetapi jika terlalu banyak menyebabkan perut bayi kembung karena, karena ada sebagian susu yang dikonsmsi bayi tetapi tidak dapa dicerna.
Perlu untuk memperhatikan kondisi perut bayi kembung, hindari terlalu sering menepuk-nepuk perut bayi walaupun pelan.
9. Giardia
Giardia merupakan parasit usus yang menyerang sistem pencernaan anak kecil, serta membuat tubuh gagal dalam menyerap zat lemak dari makanan.
Masalah giardia dapat menular dari satu anak ke anak lainnya melalui kontak. Parasit usus ini ditularkan melalui air, bisa masuk ke dalam tubuh akibat minum air yang terkontaminasi.
Gejalanya yaitu perut kembung, diare berair, kram perut dan rasa mual.
10. Makanan yang dikonsumsi ibu
Penyebab perut kembung pada bayi yang masih meminum ASI, dapat disebabkan dari makanan yang dikonsumsi sang ibu.
Sehingga, sang Ibu perlu untuk lebih memerhatikan makanan yang dikonsumsinya.
Disarankan untuk menghindari makanan yang dapat membentuk gas setelah dicerna, diantaranya kubis, kembang kol, brokoli, bawang dan kacang.
11. Makanan yang dikonsumsi bayi
Bayi telah berusia 6 bulan maka akan mulai makan, dimana pada saat sepert ini, penting memerhatikan makanan yang diberikan.
Sayuran memang bagus dan sehat untuk perkembangan bayi, akan tetapi tidak semua sayuran boleh dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Misalnya, brokoli. Memang sayuran ini sangat sehat, tetapi jika dikonsumsi berlebihan, brokoli bisa mengakibatkan perut bayi kembung.
12. Dot bayi
Jika bayi meminum susu formula dari botol, maka penting untuk memilih dot yang pas dan bagus untuk sang bayi.
Ujung dot yang terlalu kecil atau terlalu besar bisa mengakibatkan lebih banyak udara yang masuk ke dalam perut bayi saat minum susu, yang menyebabkan masalah perut pada bayi seperti kembung, ataupun sakit perut.
Cara mengatasi perut buncit pada anak
1. Penghangat dan pijatan agar gas di lambung mudah keluar
Hindari menggunakan metode kerokan karena belum tentu mengurangi gejala kembung anak. Mengerok juga membuat pori-pori kulit terbuka, yang ini tidaklah baik karena memicu masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh.
Bahaya lainnya dari mengerok yaitu berpotensi membuat pembuluh darah tepi pecah, umumnya ditandai dengan warna kemerahan di kulit.
2. Beri minuman hangat
Minuman hangat berkhasiat untuk memberikan kenyamanan pada perut yang kembung, dan membuat anak dapat kentut guna mengeluarkan gas dari dalam tubuh.
3. Minum menggunakan gelas
Minum dari gelas bertujuan agar udara yang ikut masuk lebih sedikit volumenya, selain itu terhindari dari terlalu banyaknya air yang masuk secara mendadak ke dalam tenggorokan.
4. Gunakan balsam atau penghangat
Mengatasi perut buncit pada anak dan balita bisa dengan membalurkan penghangat di daerah perut, dada, dan punggung.
Jika anak alergi balsam atau minyak, bisa menggunakan kantong berisi air hangat, kemudian letakan di atas perut anak.
Selain itu, bisa memijat anak dengan lembut pada bagian punggung, seputar perut (jangan terlalu keras), dada, dan telapak kakinya. Ingat!! Jangan sampai sang anak kesakitan.
5. Tidak makan sambil berbaring
Makan sambil berbaring mengakibatkan masuknya gas ke lambung sang anak selama proses makan, yang sulit mencerna keluar dalam bentuk sendawa.
Bahkan, apabila sebelumnya perut sudah kembung, maka hal ini dapat semakin memperparah kondisinya. Jangan sampai ketika perut anak / bayi sudah dalan kondisi kembung, kemudian masih memberinya makan dalam posisi berbaring / tidur.
Anak yang alergi pada produk susu maka rentan untuk terkena Intoleransi. Walaupun susu, keju dan yogurt sangatlah baik untuk kesehatan sang anak,..
...karena di dalamnya memiliki kandungan berupa kalsium yang tinggi.
Akan tetapi untuk anak-anak yang mengalami intoleransi laktosa, maka sistem tubuh anak tidak dapat untuk menghasilkan enzim laktase, yaitu enzim yang dapat mencerna gula di dalam susu.
4. Akibat parasit usus
Parasit usus atau istilah kedokterannya disebut dengan istilah Giardia, sangat berbahaya karena menyerang sistem pencernaan anak.
Sehingga tubuh mereka tidak maksimal untuk menyerap zat lemak dari makanan. Penyakit ini sangat rentan terkena pada balita dan anak-anak.
Penyakit ini bisa menular dari satu anak ke anak lain melalui kontak, media penularan yaitu melalui air, dan akan dapat masuk ke dalam tubuh mereka karena meminum air yang telah terkontaminasi.
Parasit usus ini dapat menyebabkan gejala seperti diare berair, kram pada perut, mual dan perut kembung.
5. Apendisitis
Hal terburuk dari perut buncit disebabkan dari terjadinya usus buntu.
Distensi abdomen yang disertai dengan sakit perut pada bagian bawah daerah perut bagian kanan. Hal ini juga bisa mengakibatkan terjadinya demam dan mual.
Untuk orang tua harus aktif dalam memperhatikan kondisinya, apabila Anda menduga bahwa gejala ini sangat mirip dengan radang usus buntu, maka segera periksa kepada dokter yang ahli dalam hal ini. Karena hal ini sangat berbahaya.
6. Cara makan yang salah
Apa itu cara makan yang salah? Contoh dari salah satu cara makan yang salah pada anak yaitu anak yang terburu-buru untuk segera menghabiskan makanannya.
Cara makan yang salah lainnya yaitu makan terlalu banyak pada satu waktu, ini sangat rentan mengakibatkan hal fatal yaitu memperberat kerja pencernaan.
Cara makan yang buruk termasuk juga makan sambil berbicara, sehingga membuat sang anak akan menelan banyak udara ke dalam perut, yang ini menjadi pemicu terbesar dari perut kembung.
7. Banyak menelan udara
Hal ini sering terjadi pada bayi, yang ibunya baru memiliki momongan, karena sang ibu belum mengetahui dengan benar cara menyusui bayinya, menyebabkan banyak udara yang malah tertelan bayi ketika mnyusu.
8. Terlalu banyak makan dan minum susu.
Memang makan dan minum susu itu penting, tetapi jika terlalu banyak menyebabkan perut bayi kembung karena, karena ada sebagian susu yang dikonsmsi bayi tetapi tidak dapa dicerna.
Perlu untuk memperhatikan kondisi perut bayi kembung, hindari terlalu sering menepuk-nepuk perut bayi walaupun pelan.
9. Giardia
Giardia merupakan parasit usus yang menyerang sistem pencernaan anak kecil, serta membuat tubuh gagal dalam menyerap zat lemak dari makanan.
Masalah giardia dapat menular dari satu anak ke anak lainnya melalui kontak. Parasit usus ini ditularkan melalui air, bisa masuk ke dalam tubuh akibat minum air yang terkontaminasi.
Gejalanya yaitu perut kembung, diare berair, kram perut dan rasa mual.
10. Makanan yang dikonsumsi ibu
Penyebab perut kembung pada bayi yang masih meminum ASI, dapat disebabkan dari makanan yang dikonsumsi sang ibu.
Sehingga, sang Ibu perlu untuk lebih memerhatikan makanan yang dikonsumsinya.
Disarankan untuk menghindari makanan yang dapat membentuk gas setelah dicerna, diantaranya kubis, kembang kol, brokoli, bawang dan kacang.
11. Makanan yang dikonsumsi bayi
Bayi telah berusia 6 bulan maka akan mulai makan, dimana pada saat sepert ini, penting memerhatikan makanan yang diberikan.
Sayuran memang bagus dan sehat untuk perkembangan bayi, akan tetapi tidak semua sayuran boleh dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Misalnya, brokoli. Memang sayuran ini sangat sehat, tetapi jika dikonsumsi berlebihan, brokoli bisa mengakibatkan perut bayi kembung.
12. Dot bayi
Jika bayi meminum susu formula dari botol, maka penting untuk memilih dot yang pas dan bagus untuk sang bayi.
Ujung dot yang terlalu kecil atau terlalu besar bisa mengakibatkan lebih banyak udara yang masuk ke dalam perut bayi saat minum susu, yang menyebabkan masalah perut pada bayi seperti kembung, ataupun sakit perut.
Cara mengatasi perut buncit pada anak
1. Penghangat dan pijatan agar gas di lambung mudah keluar
Hindari menggunakan metode kerokan karena belum tentu mengurangi gejala kembung anak. Mengerok juga membuat pori-pori kulit terbuka, yang ini tidaklah baik karena memicu masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh.
Bahaya lainnya dari mengerok yaitu berpotensi membuat pembuluh darah tepi pecah, umumnya ditandai dengan warna kemerahan di kulit.
2. Beri minuman hangat
Minuman hangat berkhasiat untuk memberikan kenyamanan pada perut yang kembung, dan membuat anak dapat kentut guna mengeluarkan gas dari dalam tubuh.
3. Minum menggunakan gelas
Minum dari gelas bertujuan agar udara yang ikut masuk lebih sedikit volumenya, selain itu terhindari dari terlalu banyaknya air yang masuk secara mendadak ke dalam tenggorokan.
4. Gunakan balsam atau penghangat
Mengatasi perut buncit pada anak dan balita bisa dengan membalurkan penghangat di daerah perut, dada, dan punggung.
Jika anak alergi balsam atau minyak, bisa menggunakan kantong berisi air hangat, kemudian letakan di atas perut anak.
Selain itu, bisa memijat anak dengan lembut pada bagian punggung, seputar perut (jangan terlalu keras), dada, dan telapak kakinya. Ingat!! Jangan sampai sang anak kesakitan.
5. Tidak makan sambil berbaring
Makan sambil berbaring mengakibatkan masuknya gas ke lambung sang anak selama proses makan, yang sulit mencerna keluar dalam bentuk sendawa.
Bahkan, apabila sebelumnya perut sudah kembung, maka hal ini dapat semakin memperparah kondisinya. Jangan sampai ketika perut anak / bayi sudah dalan kondisi kembung, kemudian masih memberinya makan dalam posisi berbaring / tidur.
Post a Comment